Sunday, November 15, 2015
Wednesday, November 4, 2015
LIFESTYLE REMAJA MASA KINI
[ LIFESTYLE REMAJA MASA KINI ]
Lifestyle merupakan sebuah identitas bagi ramaja masa kini. Para remaja berlomba-lomba menciptakan sebuah image mengenai diri mereka lewat lifestyle yang melekat dalam diri mereka. Jika dibandingkan dengan gaya dan penampilan remaja pada beberapa dekade yang lalu, maka ada sebuah lompatan yang sangat besar. Astaga, adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan perubahan demi perubahan yang ada, walaupun secara kasat mata, hanya ada sebuah perputaran pengulangan yang terjadi
Jika kita bertanya apakah lifestyle dipengaruhi oleh budaya dan latar belakang masyarakat ? Apakah lifestyle masyarakat urban dan masyarakat pedesaan berbeda ? Jawaban yang paling mendekati mungkin adalah iya. Perubahan lifestyle masyarakat kota sangat ditunjang oleh semua fasilitas yang ada, mulai dari informasi, teknologi, transportasi hingga komunikasi. Hal inilah yang menjadikan remaja perkotaan dengan cepat menyerap segala hal yang mereka lihat dan temukan.
Contoh yang paling mudah kita perhatikan dalam perubahan lifestyle remaja kota adalah handphone dan musik. Hal ini bisa kita lihat dari laris manisnya pasar handphone dengan target remaja sebagai penggunanya. Mulai dari model monophonic, polyphonic, slim, hingga qwerty yang saat ini diburu oleh para pecinta telepon selular ini. Perubahan lifestyle yang cukup tajam juga bisa kita perhatikan dalam hal pilihan musik. Dengan kecepatan informasi yang tersedia, hal tersebut menunjang remaja berburu album dari penyanyi atau grup band mereka masing2.
Hal ini akan sedikit berbeda dengan lifestyle masyarakat pedesaan yang masih diwarnai oleh unggah-ungguh. Perubahan yang akan mereka lakukan pada diri mereka, masih disesuaikan dengan norma2 yang ada dalam pedesaan. Kita akan sangat jarang sekali melihat seorang pemuda desa yang menanyakan jalan sambil telinganya masih ditutup oleh earphone, atau remaja desa yang chating menggunakan bahasa alay masa kini. Informasi dan komunikasi yang masih sedikit lambat adalah salah satu alasan mengapa tidak ada lonjakan yang sangat drastis dengan lifestyle mereka.
Jika ada pertanyaan lain mengapa remaja bisa dengan cepat merubah dan berubah dengan lifestyle yang mereka anut ? Dalam hal psikologi, ada sebuah ruang kosong yang sangat lebar dalam diri mereka yang berpotensi untuk diisi oleh apa saja yang ada. Remaja juga butuh panutan atau kiblat yang bisa mereka contoh. Industri ternyata sangat menangkap kesempatan yang sangat besar dalam memanfaatkan remaja sebagai salah satu target pemasaran mereka. Karena itu, jangan heran jika banyak benchmark yang kini banyak mempengaruhi lifestyle hingga kita hanya bisa berkata astaga.
Kata kunci yang menonjol dalam lifestyle masyarakat Indonesia saat ini adalah efisien, efektif, produktif, cepat, praktis, fungsional, multiguna, dan bergaya. Semua itu yang mengarah kepada kemudahan dan kenikmatan. Semakin mudah, cepat dan nikmat produk tersebut dicerna, maka sudah dipastikan laris manis diserbu oleh masyarakat. Hal ini adalah sebuah percikan kecil masyarakat modern yang mulai dianut oleh remaja kita. Uang menjadi dewa dan kenikmatan bersanding dengannya. Sekali lagi hal ini akan memancing kita untuk berkata astaga.
Saturday, October 31, 2015
CONTOH MASALAH-MASALAH SOSIAL DI INDONESIA
MASALAH-MASALAH SOSIAL DI INDONESIA
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Di Indonesia sendiri terjadi banyak masalah social yang tidak kunjung terselesaikan, salah satunya adalah masalah kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1996 masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya mengurangi penduduk miskin.
Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan reformasi terlihat lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang.
Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di Indonesia. Angka- angka ini mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.
Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.
Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. Hal ini lah yang menjadi penyebab lambannya pengetasan kemiskinan di Indonesia.
Tuesday, October 27, 2015
MAINFRAME DAN SUPER KOMPUTER
MAINFRAME DAN SUPER KOMPUTER
PENGERTIAN MAINFRAME
· Mainframe adalah istilah Teknologi Informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada kelas tertinggi dari komputer yang terdiri dari komputer-komputer yang mampu melakukan banyak tugas komputasi yang rumit dalam waktu yang singkat. Mainframe umumnya digunakan oleh banyak pengguna yang terkoneksi dengan menggunakan terminal.
Ciri-ciri Komputer Mainframe
· Memiliki processor lebih dari satu, sehingga memiliki kecepatan proses jauh lebih cepat jika dibanding dengan mini komputer
· Kecepatan kerja mainframe mencapai 1 milyar operasi perdetik;
· Dapat mengakses pada satu komputer ada saat yang bersamaan, dikenal dengan timesharing.
· Contoh mainframe komputer :
· IBM System/360,
· IBMSystem(ESA)/390,
· Honeywell-Bull DPS 7.
PENGERTIAN SUPER KOMPUTER
· Superkomputer adalah sebuah komputer yang memimpin di dunia dalam kapasitas proses, terutama kecepatan penghitungan, pada awal perkenalannya. Superkomputer diperkenalkan pada tahun1960-an, didesain oleh Seymour Cray di Control Data Corporation (CDC), memimpin di pasaran pada tahun 1970-an sampai Cray berhenti untuk membentuk perusahaanya sendiri, Cray Research.
Dia kemudian mengambil pasaran superkomputer dengan desainnya, dalam keseluruhan menjadi pemimpin superkomputer selama 25 tahun (1965-1990). Pada tahun 1980an beberapa pesaing kecil memasuki pasar, yang bersamaan dengan penciptaan komputer mini dalam dekade sebelumnya. Sekarang ini, pasar superkomputer dipegang oleh IBM danHP, meskipun Cray Inc. masih menspesialisasikan dalam pembuatan superkomputer.
PERBANDINGAN MAINFRAME DAN SUPER KOMPUTER
· Superkomputer adalah dioptimumkan untuk pengiraan rumit yang berlaku sebahagian besar di dalam memori. Peramalancuaca sesuai untuk supercomputer.
· Mainframe yang dioptimalkan untuk pengiraan relatif sederhana yang melibatkan jumlah data yang besar luaran. insurans perniagaan atau aplikasi pemprosesanpenggajiansesuai untuk mainframe.
· Supercomputer sering tujuan-dibina untuk satu atau beberapa tugas yang sangat khusus institusi (contohnya simulasi dan pemodelan). Mainframe biasanya menanganipelbagai tugas yang lebih luas (misalnya pemprosesan data, pergudangan). Akibatnya,superkomputer yang paling bisa desain satu-off, sedangkan mainframe biasanyamerupakan sebahagian daripada barisan model standard pengilang.
· Mainframe, cenderung mempunyai banyak prosesor perkhidmatan tambahanmembantu prosesor utama mereka pusat (untuk sokongan kriptografi, I / O pengendalian,monitoring, memori pengendalian, dll) sehingga “jumlah prosesor” sebenarnya jauh lebihtinggi daripada yang akan menjadi jelas. desain Supercomputer cenderung untuk tidak menyertakan sebagai prosesor banyak perkhidmatan kerana mereka tidak lumayanmenambah kekuatan nombor-nombor mentah. Perbezaan ini mungkin kabur dari masa kemasa sebagai kendala Hukum Moore menggalakkan pakar lebih dalam komponenpelayan.
Sumber:
http://www.isomwebs.net/2011/09/pengertian-mainframe/
http://id.wikipedia.org/wiki/Superkomputer/
http://www.scribd.com/doc/51727022/Apakah-perbezaan-antara-superkomputer-dan-mainframe/
PENGERTIAN MAINFRAME
· Mainframe adalah istilah Teknologi Informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada kelas tertinggi dari komputer yang terdiri dari komputer-komputer yang mampu melakukan banyak tugas komputasi yang rumit dalam waktu yang singkat. Mainframe umumnya digunakan oleh banyak pengguna yang terkoneksi dengan menggunakan terminal.
Ciri-ciri Komputer Mainframe
· Memiliki processor lebih dari satu, sehingga memiliki kecepatan proses jauh lebih cepat jika dibanding dengan mini komputer
· Kecepatan kerja mainframe mencapai 1 milyar operasi perdetik;
· Dapat mengakses pada satu komputer ada saat yang bersamaan, dikenal dengan timesharing.
· Contoh mainframe komputer :
· IBM System/360,
· IBMSystem(ESA)/390,
· Honeywell-Bull DPS 7.
PENGERTIAN SUPER KOMPUTER
· Superkomputer adalah sebuah komputer yang memimpin di dunia dalam kapasitas proses, terutama kecepatan penghitungan, pada awal perkenalannya. Superkomputer diperkenalkan pada tahun1960-an, didesain oleh Seymour Cray di Control Data Corporation (CDC), memimpin di pasaran pada tahun 1970-an sampai Cray berhenti untuk membentuk perusahaanya sendiri, Cray Research.
Dia kemudian mengambil pasaran superkomputer dengan desainnya, dalam keseluruhan menjadi pemimpin superkomputer selama 25 tahun (1965-1990). Pada tahun 1980an beberapa pesaing kecil memasuki pasar, yang bersamaan dengan penciptaan komputer mini dalam dekade sebelumnya. Sekarang ini, pasar superkomputer dipegang oleh IBM danHP, meskipun Cray Inc. masih menspesialisasikan dalam pembuatan superkomputer.
PERBANDINGAN MAINFRAME DAN SUPER KOMPUTER
· Superkomputer adalah dioptimumkan untuk pengiraan rumit yang berlaku sebahagian besar di dalam memori. Peramalancuaca sesuai untuk supercomputer.
· Mainframe yang dioptimalkan untuk pengiraan relatif sederhana yang melibatkan jumlah data yang besar luaran. insurans perniagaan atau aplikasi pemprosesanpenggajiansesuai untuk mainframe.
· Supercomputer sering tujuan-dibina untuk satu atau beberapa tugas yang sangat khusus institusi (contohnya simulasi dan pemodelan). Mainframe biasanya menanganipelbagai tugas yang lebih luas (misalnya pemprosesan data, pergudangan). Akibatnya,superkomputer yang paling bisa desain satu-off, sedangkan mainframe biasanyamerupakan sebahagian daripada barisan model standard pengilang.
· Mainframe, cenderung mempunyai banyak prosesor perkhidmatan tambahanmembantu prosesor utama mereka pusat (untuk sokongan kriptografi, I / O pengendalian,monitoring, memori pengendalian, dll) sehingga “jumlah prosesor” sebenarnya jauh lebihtinggi daripada yang akan menjadi jelas. desain Supercomputer cenderung untuk tidak menyertakan sebagai prosesor banyak perkhidmatan kerana mereka tidak lumayanmenambah kekuatan nombor-nombor mentah. Perbezaan ini mungkin kabur dari masa kemasa sebagai kendala Hukum Moore menggalakkan pakar lebih dalam komponenpelayan.
Sumber:
http://www.isomwebs.net/2011/09/pengertian-mainframe/
http://id.wikipedia.org/wiki/Superkomputer/
http://www.scribd.com/doc/51727022/Apakah-perbezaan-antara-superkomputer-dan-mainframe/
Rangkuman Bab 1 Ilmu Sosial Dasar
DEFINISI MASALAH-MASALAH
SOSIAL DI INDONESIA
A. Pengertian
Masalah Sosial
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pengertian dari kata masalah adalah persoalan,
sesuatu yang harus diselesaikan. Sedangkan kata sosial adalah berkenaan
dengan khalayak, dengan masyarakat, dengan umum.
Menurut Soerjono
Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupankelompok sosial. Jika
terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada, dapatmenimbulkan gangguan
hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupankelompok atau masyarakat.
Masalah sosial
muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara
nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah
sosial yaitu
seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam
masyarakat
ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh
masyarakat,
pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain
sebagainya.
Blumer (1971)
dan Thompson (1988) mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan masalah
sosial adalah suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh
suatu entitas
yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat
sehingga
berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat dan kondisi itu
diharapkan dapat
diatasi melalui kegiatan bersama. Entitas tersebut dapat merupakan
pembicaraan umum
atau menjadi topik ulasan di media massa, seperti televisi,
internet, radio
dan surat kabar.
Senada dengan
hal pendapat tersebut, Rubington dan Winberg
mendefinisikan
masalah sosial sebagai berikut: “Social problems as an alleged
situation that
is incompaible with the values of significant number of people who
agree that
action is needed to alter the situation”. Definisi tersebut menyebutkan
bahwa masalah
sosial yang diduga dan dianggap oleh banyak orang bertentangan
dengan nilai,
sehingga mereka setuju adanya tindakan untuk mengatasi atau
menghilangkan
situasi tersebut.
Berdasarkan
definisi-definisi di atas, maka terdapat berbagai unsur dari
pengertian
masalah sosial, yaitu:
1. Situasi
Masalah sosial
merupakan suatu situasi yang diduga atau dianggap
mengganggu atau
tidak menyenangkan orang lain. Situasi bermasalah juga
dapat
menggambarkan adanya ketimpangan atau kesenjangan antara
situasi yang
diharapkan dengan situasi nyata.
2. Orang
Dalam masalah
sosial paling tidak terdapat tiga pihak yang terlibat. Pihak
pertama adalah
orang yang memahami masalah sosial atau melakukan
pelanggaran
(client). Pihak kedua adalah orang yang menjadi korban
masalah tersebut
(victim). Pihak ketiga adalah orang yang berkaitan
dengan
permasalahan dan menilai situasi tersebut sebagai situasi yang
bermasalah.
3. Norma dan
nilai
Dalam masalah
sosial terdapat norma dan nilai yang dilanggar, padahal
norma dan nilai
seharusnya dijunjung tinggi dan dijadikan landasan dalam
berperilaku.
Jadi, kalau ada individu yang melanggar norma dan nilai,
maka individu
lain akan beraksi terhadap pelanggaran tersebut.
4. Tindakan
Jika ada masalah
sosial, maka orang mengharapkan ada tindakan untuk
menghadapi dan
memecahkan masalah sosial tersebut. Tindakan tersebut
dapat dilakukan
oleh mereka sendiri atau pihak lain.
Jadi yang
memutuskan bahwa sesuatu itu merupakan masalah sosial atau
bukan, adalah
masyarakat yang kemudian disosialisasikan melalui suatu entitas. Dan
tingkat
keparahan masalah sosial yang terjadi dapat diukur dengan membandingkan
antara sesuatu
yang ideal dengan realitas yang terjadi (Coleman dan Cresey, 1987).
Contohnya adalah
masalah kemiskinan yang dapat didefinisikan sebagai
suatu standar
tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan
materi pada
sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan
yang umum
berlaku di masyarakat yang bersangkutan (Suparlan, 1984).
Dan untuk
memudahkan mengamati masalah-masalah sosial, Stark (1975)
membagi masalah
sosial menjadi 3 macam, yaitu:
1. Konflik dan
kesenjangan
Seperti
kemiskinan, kesenjangan, konflik antar kelompok, pelecehan
seksual dan
masalah lingkungan.
2. Perilaku
menyimpang
Seperti
kecanduan obat terlarang, gangguan mental, kejahatan, kenakalan
remaja dan
kekerasan pergaulan.
3. Perkembangan
manusia
Seperti masalah
keluarga, usia lanjut, kependudukan (seperti urbanisasi)
dan kesehatan.
B. Perbedaan
Masalah Sosial dengan Masalah Masyarakat
Masalah sosial
(problem sosial) tidak sama dengan masalah masyarakat
(problem
masyarakat). Perbedaanya adalah sebagai berikut :
1. Masalah sosial (problem sosial)
Masalah sosial
menyangkut analisis tentang berbagai macam gejala
didalam
kehidupan masyarakat, yaitu nilai sosial dan moral.
Masalah sosial
dapat dibedakan menjadi empat faktor, yaitu :
a. Faktor
Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
b. Faktor Budaya
: Perceraian, kenakalan remaja, dll.
c. Faktor
Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
d. Faktor
Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
2. Masalah
masyarakat (problem masyarakat)
Masalah
masyarakat menyangkut keabnormalan dalam masyarakat.
Contohnya, harga
alat tulis menjadi mahal menjelang tahun ajaran baru
atau harga bahan
pokok menjadi mahal menjelang hari besar agama.
C. Sebab-Sebab
Masalah Sosial
Masalah-masalah
sosial dapat disebabkan oleh :
1) Adanya
pengurangan atau pembatasan sumber-sumber alam dan
polusi;
2) Adanya
persoalan-persoalan penduduk, seperti bertambah atau
berkurangnya
penduduk, pembatasan kelahiran, dan migrasi;
3) Persoalan
seperti urbanisasi dan pengangguran;
4) Persoalan
hubungan minoritas dengan mayoritas, pendidikan, politik,
pelaksanaan
hukum, agama, pengisian waktu luang, dan kesehatan
masyarakat.
Di Indonesia
sendiri terjadi banyak masalah social yang tidak kunjung terselesaikan, salah
satunya adalah masalah kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1996 masih sangat tinggi,
yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal ini bertolak belakang
dengan pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya mengurangi
penduduk miskin.
Perhatian
pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan reformasi terlihat
lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997.
Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di
Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan
jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang.
Bahkan,
berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada
tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan sejahtera I)
pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di
Indonesia. Angka- angka ini mengindikasikan bahwa program-program
penanggulangan kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi masalah
kemiskinan di Indonesia.
Pada dasarnya
ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan
kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program penanggulangan kemiskinan
selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang
miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program
jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit
menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk
pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.
Program-program
bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru dapat
memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang
miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif
dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain
pihak, program-program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam
penyalurannya. Hal ini lah yang menjadi penyebab lambannya pengetasan
kemiskinan di Indonesia.
Subscribe to:
Posts (Atom)